Menghitung lembur karyawan adalah kewajiban penting bagi setiap pemilik usaha maupun divisi HR. Lembur terjadi ketika jam kerja karyawan melebihi batas yang diatur Undang-Undang Ketenagakerjaan. Jika perhitungan lembur tidak akurat, perusahaan bisa menghadapi masalah hukum dan menurunkan kepercayaan karyawan. Oleh karena itu, memahami cara hitung lembur karyawan secara tepat bukan hanya sekadar soal gaji tambahan, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap kerja keras tim.
Banyak pemilik bisnis kecil dan menengah menganggap perhitungan lembur rumit karena melibatkan beberapa komponen, seperti upah per jam dan jenis hari kerja. Padahal, dengan pemahaman yang benar, proses ini bisa dilakukan secara sederhana dan transparan. Memastikan setiap karyawan menerima upah lembur yang layak juga meningkatkan loyalitas dan semangat kerja.
Artikel ini akan membahas cara hitung lembur karyawan sesuai regulasi di Indonesia, termasuk cara hitung lembur karyawan harian. Anda akan menemukan rumus resmi, contoh perhitungan, hingga tips agar proses penghitungan menjadi lebih efisien. Dengan panduan ini, baik HR, pemilik usaha, maupun karyawan akan merasa lebih aman dan nyaman.
Baca juga: Manfaat dan Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Lengkap
Dasar Hukum Cara Hitung Lembur Karyawan
Sebelum mempelajari rumusnya, penting untuk memahami dasar hukum yang berlaku. Di Indonesia, ketentuan lembur diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 102/MEN/VI/2004. Aturan tersebut menjelaskan bahwa lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja, atau melebihi 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja.
Karyawan yang diminta bekerja di luar jam kerja normal wajib mendapatkan upah lembur. Upah ini dihitung berdasarkan gaji pokok ditambah tunjangan tetap, dibagi 173 untuk mendapatkan upah per jam. Dengan memahami peraturan ini, perusahaan dapat menghindari kesalahan hitung yang berpotensi menimbulkan sanksi.
Rumus Cara Hitung Lembur Karyawan
Rumus lembur karyawan diatur secara resmi agar adil bagi semua pihak. Perhitungannya adalah:
Upah Lembur Per Jam = (Gaji Pokok + Tunjangan Tetap) ÷ 173
Kemudian, untuk menghitung total lembur:
Jam pertama lembur = 1,5 x Upah per Jam
Jam lembur berikutnya = 2 x Upah per Jam
Misalnya, seorang karyawan bergaji pokok Rp4.000.000 dan tunjangan tetap Rp1.000.000. Upah per jam = (4.000.000 + 1.000.000) ÷ 173 = Rp28.902. Jika ia lembur 3 jam pada hari kerja biasa, perhitungannya:
1,5 x Rp28.902 + 2 x Rp28.902 + 2 x Rp28.902 = Rp144.510.
Cara Hitung Lembur Karyawan Harian
Cara hitung lembur karyawan harian berlaku untuk pekerja dengan sistem upah harian atau yang bekerja paruh waktu. Rumusnya sedikit berbeda, karena perhitungan jam kerja normal biasanya 7–8 jam per hari. Upah lembur per jam dihitung dari rata-rata upah harian dibagi jam kerja normal.
Contoh: karyawan harian dibayar Rp150.000 per hari dengan jam kerja 7 jam. Upah per jam = Rp150.000 ÷ 7 = Rp21.429. Jika lembur 2 jam, maka hitungan lemburnya adalah:
1,5 x Rp21.429 + 2 x Rp21.429 = Rp64.287.
Perusahaan wajib mencatat jam masuk dan keluar karyawan secara akurat agar perhitungan ini transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Cara Hitung Lembur pada Hari Libur dan Akhir Pekan
Lembur pada hari libur nasional atau akhir pekan memiliki tarif berbeda. Untuk 8 jam pertama, upah lembur = 2 x Upah Per Jam. Jam ke-9 = 3 x Upah Per Jam, dan jam ke-10 ke atas = 4 x Upah Per Jam. Misalnya, seorang karyawan dengan upah per jam Rp30.000 bekerja 10 jam pada hari Minggu. Maka perhitungannya:
(2 x Rp30.000 x 8) + (3 x Rp30.000) + (4 x Rp30.000) = Rp660.000.
Dengan memahami ketentuan ini, perusahaan dapat mengelola biaya lembur secara tepat sekaligus memenuhi kewajiban hukum.
Tips Praktis Menghitung Lembur Karyawan
-
Gunakan Sistem Absensi Digital
Absensi digital membantu mencatat jam kerja otomatis, sehingga meminimalkan kesalahan manual. -
Sosialisasikan Aturan Lembur
Karyawan harus memahami prosedur pengajuan lembur dan cara hitung lembur karyawan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. -
Periksa Regulasi Terbaru
Aturan ketenagakerjaan dapat diperbarui, jadi pastikan selalu mengikuti perkembangan terbaru. -
Gunakan Software Payroll
Aplikasi penggajian dapat langsung menghitung lembur berdasarkan data absensi dan upah, sehingga lebih efisien.
Manfaat Menghitung Lembur dengan Benar
Menghitung lembur dengan tepat bukan hanya soal kepatuhan hukum. Langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan menghargai tenaga dan waktu karyawan. Karyawan yang merasa dihargai akan lebih loyal dan produktif, sementara perusahaan terhindar dari risiko sengketa ketenagakerjaan. Selain itu, laporan keuangan akan lebih akurat karena biaya tenaga kerja tercatat dengan baik.
FAQ tentang Cara Hitung Lembur Karyawan
1. Apakah tunjangan makan dan transport masuk perhitungan lembur?
Tidak, hanya gaji pokok dan tunjangan tetap yang menjadi dasar perhitungan.
2. Bagaimana jika karyawan tidak setuju lembur?
Perusahaan wajib mendapat persetujuan karyawan sebelum lembur. Tanpa persetujuan, lembur tidak boleh dipaksakan.
3. Apakah karyawan kontrak berhak atas upah lembur?
Ya, semua karyawan, baik kontrak maupun tetap, berhak menerima upah lembur sesuai aturan.
4. Bagaimana cara hitung lembur karyawan harian dengan sistem borongan?
Untuk sistem borongan, hitung upah rata-rata per hari, bagi dengan jam kerja normal, lalu terapkan rumus lembur yang berlaku.
Dengan panduan cara hitung lembur karyawan di atas, perusahaan dapat menjalankan kewajiban dengan adil dan karyawan memperoleh haknya secara layak. Pemahaman yang baik akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis, produktif, dan sesuai peraturan.